'/> Tau Niulaya Nu Amis : Orang Yang Dibawa Oleh Ikan

Info Populer 2022

Tau Niulaya Nu Amis : Orang Yang Dibawa Oleh Ikan

Tau Niulaya Nu Amis : Orang Yang Dibawa Oleh Ikan
Tau Niulaya Nu Amis : Orang Yang Dibawa Oleh Ikan
Tau Niulaya Nu Bau : Orang yang Dibawa oleh Ikan | TradisiKita - Tau Niulaya Nu Bau merupakan kisah rakyat dari Provinsi Sulawesi Tengah. Cerita rakyat dari Provinsi Sulawesi Tengah ini menceritakan wacana seseorang yang mengalami penderitaan diakibatkan kejahatan sepupunya sendiri.

Akan tetapi sehabis meminta pemberian kepada Tuhan, maka datangnya sang penolong yang berupa ikan yang sanggup berbicara.

Baik Sobat, niscaya ingin tau bukan dengan kisah rakyat Sulawesi Tengah ini secara tidak ada yang kurangnya? pribadi saja mari kita simak Tau Niulaya Nu Bau : Orang yang Dibawa oleh Ikan.

Tau Niulaya Nu Bau

Cerita Rakyat : Sulawesi Tengah

 Tau Niulaya Nu Bau merupakan kisah rakyat dari Provinsi Sulawesi Tengah Tau Niulaya Nu Bau : Orang yang Dibawa oleh Ikan
Dahulu ada sebuah keluarga berdarah biru yang tinggal di desa Lolambi. Sepasang suami istri tersebut sudah usang berumah tangga, tetapi belum juga dikaruniai seorang anak pun. Hampir setiap harimereka berdoa kepada yang maha kuasa biar segera dimemberikankan keturunan. Tuhan yang maha mendengar telah mendengar permohonan mereka sehingga sang istri pun mengandung.

Setelah usia kandungannya genap Sembilan bulan, sang istri pun melahirkan seorang bayi laki-laki. Anaknya itu dimemberikan nama Kasainta. Tetapi kebersamaan dengan ayahnya harus berakhir knorma dan sopan santun kasainta gres berumur dua tahun. Kasainta sekarang menjadi anak yatim.

Ibu kasainta sangat terpukul atas ajal suaminya. Terludang kecepeh lagi ia tidak sanggup untuk mengelola kekayaan suaminya, sehingga ia pun mengajak anak laki-lakinya tinggal bersama dirumahnya. Kakaknya itu tiba dengan membawa serta kedua anak pria yang selisih umurnya ludang kecepeh renta dibandingkan Kasainta.

Kasainta tumbuh menjadi anak yang manis, penurut dan baik hati. Berbeda dengan kakak-kakak sepupunya yang iri dan dengki terhadap kasainta. Setiap kali bermain dengan para sepupunya itu kasainta selalu diejek sebagai anak yang tidak berayah. Kasainta mengadukan ejekan-ejekan sepupunya itu kepada ibunya.

“ Bu, kakak-kakak selalu mengejekku sebagai anak yang tidak berayah”, kata kasainta kesal.

“ Sabar anakkku. Jangan kamu hiraukan saudara-saudaramu itu”. Ujar ibunya dengan lembut.

Sehingga kasainta ludang kecepeh suka bermain dengan kawan-kawan disekitar rumahnya keberat sebelah bermain dengan sepupunya. Lama kelamaan kasainta mengerti bahwa pamannya tinggal untuk sementara dirumahnya. Pamannya sendiri memiliki rumah pribadinya di desa lain. Kasainta menanyakan perihal itu kepada ibunya. Ibunya menjelaskan bahwa rumah beserta harta peninggalan ayahnya akan diwariskan kepada kasainta ketika sampaumur kelak. Namun ketika itu, pamannya lah yang mengurus peninggalan ayahnya.

Secara tidak sengaja, kedua sepupu itu mendengar percakapan kasainta dengan ibunya.  Kemudian niat jahat timbul dalam benak mereka. Bagaimana cara untuk menyingkirkan kasainta biar harta warisan itu jatuh ke tangan mereka berdua. Knorma dan sopan santun malam, keduanya berunding untuk mencari cara menghabiskan nyawa kasainta.

Pada keesokan harinya, kedua sepupu itu mengajak kasainta untuk mengambil rotan dihutan. Kasainta agak sedikit enggan pergi ke hutan alasannya sangat ancaman dan sanggup mengancam jiwa. Namun, ia segan untuk menolak permintaan sepupunya dan terpaksa menuruti kemauan mereka.

Berangkatlah mereka kehutan memakai sampan kecil. Ketiganya mengarungi lautan hingga berhari-hari hingga mereka tiba di pantai yang jaraknya tidak jauh dari hutan. Dipantai itu mereka mendirikan sebuah gubuk kecil. Setelah bermalam sehari digubuk itu, rencananya esok pagi mereka akan ke hutan mengambil rotan.

Kedua sepupu itu sengaja mengambil cukup banyak rotan dan membaginya menjadi empat ikatan. Mereka bersiasat untuk menyuruh kasainta untuk mengambil seikat rotan yang keempat sendirian, sementara mereka menunggu dipinggir pantai. Rupanya planning mereka berjalan mulus. Knorma dan sopan santun kasainta mengambil rotan terakhir yang ditinggal dihutan, kedua sepupu itu meninggalkan kasainta. Seluruh makanan dan bendo telah diangkut ke atas bahtera mereka. Mereka merasa bahagia membayangkan kasainta mati ditengah hutan yang mengerikan ditengah perut yang kelaparan.

Alangkah terkejutnya kasainta knorma dan sopan santun ia tiba ditepi pantai dan tidak menemukan kedua sepupunya. Ia gres menyadari bahwa ketika itu ia sedang dijebak. Kasainta sedih dan dalam kesedihannya itu ia berdoa kepada tuhan biar dimemberikan pertolongan. Tidak usang kemudian ada dua ujung ikan yang mendekati kasainta.

“ wahai anak insan ! mengapa engkau sendirian dipantai yang sunyi ini ?” Tanya Ikan Yu yang rupanya sanggup berbicara.

“ saya telah ditinggal oleh kedua sepupuku”, kata kasainta sesenggukan.

“ jangan bersedih lagi, akan ku antarkankau ke desamu”, ujar Ikan Yu.

“ Lalu bagaimana caranya mengantarkanku menyebrangi lautan ini ? ”.
“ Naiklah ke punggungku, nanti temanku yang akan menjagamu dari gangguan ikan lainnya”.

Kemudian dengan diantar Ikan Yu, kasainta kembali pulang kerumah dengan selamat. Sebelum berpisah kasainta sempat bersumpah melarang keturunan-keturunannya memakan Ikan Yu dan sejenisnya. Bila melanggar, keturunannya itu akan mendapatklan kutukan.

Sementara dirumah, ibu kasainta dan pamannya sudah menunggu dengan cemas. Seudah berhari-hari anak mereka belum pulang. Knorma dan sopan santun melihat kasainta pulang sendirian, ibunya menanyakan kemana sepupunya yang lain sehingga diceritakanlah insiden yang bersama-sama bahwa kedua sepupunya berniat jahat menjebaknya dihutan.pamannya naik pitam mendengar perbuatan anaknya yang sangat licik.

Saat kedua sepupunya pulang, secara sengaja mereka menyembunyikan kasainta untuk menunjukan pernyataan kasainta. Pamannya akal-akalan bertanya kepada kasainta. Lalu mereka menyampaikan kasainta hilang ditengahhutan. Sewaktu kasainta dikeluarkan dari persembunyiannya. Maka malulah kedua sepupu itu. Ayah mereka sangat marah. Untunglah ada warga yang mencegah perbuatan ayahnya yang hampir membunuh kedua anak itu.

Sejak insiden kasainta ditolong oleh ikan Yu, maka warga setempat menjuluki kasainta dengan julukan “ Tau niulaya Nu Bau” yang berarti orang yang dibawa oleh ikan.
Advertisement
Previous
This Is The Oldest Page

Iklan Sidebar